Mkvpoker Agen Poker Idn - Menjelang saat-saat melahirkan, tak sedikit ibu hamil yang berharap bisa melewati proses persalinan secara normal. Namun tak semua ibu hamil bisa melahirkan melalui proses pervaginam.
Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat ibu hamil harus melewati persalinan operasi caesar, salah satunya adalah ukuran bayi yang terlalu besar.
Bila ibu hamil memaksakan diri untuk melahirkan bayi yang ukurannya besar melalui persalinan normal, maka bisa terjadi kerobekan vagina yang cukup parah.
Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat ibu hamil harus melewati persalinan operasi caesar, salah satunya adalah ukuran bayi yang terlalu besar.
Bila ibu hamil memaksakan diri untuk melahirkan bayi yang ukurannya besar melalui persalinan normal, maka bisa terjadi kerobekan vagina yang cukup parah.
Pada dasarnya semua persalinan pervaginam memang berisiko merobek
vagina. Ambil contoh, meskipun ukuran bayinya pas dan kepalanya masuk
panggul namun bagian luar vagina kaku, maka risiko robekannya menjadi
lebih besar.
“Biasanya dokter kandungan akan melihat pada saat bersalin, jika
ada kemungkinan bagian luar kaku atau bakal robek saat kepala bayi
mendorong keluar, maka akan dilakukan episiotomi. Tindakan itu merobek
vagina dengan sengaja agar bayi bisa lewat,” terang dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, dr Grace Valentine, Sp.OG.
Menurut dr Grace, robekan jalan lahir terdiri atas empat grade.
Grade 1 robekan masih terdapat di mukosa vagina. Pada grade 2 robekan
sudah melebar hingga ke otot sfingter.
Lalu untuk grade 3, robekan sudah mencapai dinding dubur hingga merusak otot sfingter. Sedangkan untuk grade 4 persalinan, robekan sudah sampai mukosa dubur.
MKVPOKER - Agen Poker Online dengan menggunakan uang asli Terbaik dan Terpercaya di Indonesia.
[ BONUS DEPOSIT 10% untuk semua member MKV POKER dengan Minimal Deposit sebesar Rp. 20.000,- ]
“Tentunya robekan jalan lahir pada grade 3 dan 4 harus dievaluasi
lebih ketat. Sebab dampaknya terjadi pada saat setelah melahirkan nanti,
risikonya enggak bisa buang air kecil atau buang air besar karena otot
sfingter rusak,” jelas dr Grace.
Saat terjadi robekan, dokter memang akan melakukan perbaikan setelah
persalinan. Perbaikan itu akan dievaluasi kembali setelah 40 hari dan 3
bulan.
Evaluasi berfungsi untuk melihat otot sfringter sudah kencang
dengan baik atau belum. Lalu dokter juga bisa melakukan USG untuk
melihat integritas dari otot karena memengaruhi persalinan berikutnya.
“Apabila penyembuhannya tidak baik, pasien disarankan untuk operasi
caesar pada kehamilan berikutnya. Sebab apabila lahir normal lagi
ototnya akan semakin rusak sehingga memengaruhi kualitas hidup,” ungkap
dr Grace.
Ditambahkan olehnya, selain karena risiko robekan yang lebih
tinggi, memaksakan bayi ukuran besar lahir secara normal dapat
menyebabkan distosia bahu. Kondisi ini lebih berbahaya karena bisa
menyebabkan kematian pada bayi.
“Biasanya dokter akan mengecek saat usia kehamilan ibu di 36 minggu.
Apabila ukuran bayinya oke, kepala masuk panggul, bisa dilakukan
persalinan normal. Tapi jika tidak disarankan operasi caesar,” pungkas
dr Grace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar